Ruang Berbicara
Selamat datang di ruang online tentunya. Tidak ada batasan dalam berpendapat ya, jadi enjoy saja.
Minggu, 16 Februari 2025
Memulai di Pertengahan
Senin, 20 Desember 2021
Puisi beralur yang dibuat di sela-sela tugas :)
Seperti Harus Pulang
Hidup dan kesedihan di dalamnya
Kombinasi patah hati dan kecewa
Sajak berisi luka dan tak berdaya
Tik tik tik tik tik tik
Terlalu lama bila hanya untuk sebuah kata pisah
Terlalu dalam demi menjaga hati banyak orang
Terlalu mahal jika hanya untuk menjaga perasaan orang
Haruskah menjadi sisi demikian agar orang senang
Seperti diputar balik
Saya dan anda, dunia kita berbeda
Tidak lagi bisa kembali ke masa lalu
Untuk menjadi manusia biasa
Sekarang adalah masa yang tidak seharusnya bahkan tuk sekedar dibayangkan
Bagaikan api dan air
Keduanya meninggi dengan caranya masing-masing
Keduanya ada tidak untuk disatukan
Air memadamkan api
Api membakar kenangan lama
Tanpa perlu menimbang lagi baik atau buruk
Masa sekarang harusnya dihentikan
Agar tidak ada lagi api
Pun tidak ada lagi air
Berubahlah menjadi seperti angin dan udara
Keduanya sama
Keduanya berguna
Keduanya bebas ke mana-mana
Tidak kah api terlalu buruk untuk semesta?
Kehidupan setelah masa itu
Kemudian api padam untuk bernaung-naung
Saat ini di sekitarnya adalah bau angus hasil pertengkaran semalam
Tidak ada yang jauh lebih baik dari tidak ada apa-apa
Itulah yang diinginkan
Itu adalah masa yang selalu dinantikan
Waktu kala itu adalah hasil dari penantian yang telah lama dikejar
Bangun untuk menyaksikan pagi
Sibuk untuk mengisi siang
Duduk di kursi kayu menunggu malam
Kembali bangun menyapa burung liar
Sibuk lagi untuk menenggelamkan rasa sukar
Lalu bersepeda hingga malam di luar
Bangun untuk ke-tiga kalinya
Membersihkan diri di ruang mandi belakang tempat singgah
Namun..
Hari ke-tiga tidak semudah sebelumnya
Ada suaranya
Ada aromanya
Ada kenangannya
Untuk hal-hal yang tidak terduga
Masihkah api menyimpan daya bakar
Api kecil terusik
Kertas dan plastik mulai bergemericik
Udara di rumah seolah bermagnetik
Namun kali ini berbeda
Di mana kau mampu jumpai api yang memadamkan dirinya sendiri?
Kehidupan baru
Bagi air, tinggal di tempat itu adalah hadiah kerja keras lama
Sungai di depannya adalah kehidupan barunya
Hidup baru bersama elemen lain
Air, bersama udara dan angin menciptakan hujan
Hujan yang dibuat dengan ketulusan menghadirkan pelangi
Semesta indah berwarna dibuatnya
Unggas dan hewan ternak bersorak merayakan
Rumput di ladang hijau tumbuh serentak bukti kemakmuran
Hujan yang diturunkan adalah yang tidak membuat bumi menggigil
Pelangi yang diciptakan tidak diperuntukkan untuk memudar
Tanpa petir
Tanpa awan hitam
Tanpa membawa bencana
Hujan kala itu adalah simbol kehidupan baru
Bagi air yang baru menyadari kejernihannya
Hidup kala itu merupakan kebahagiaan yang tidak sementara
Bagi air yang telah menemukan tempat tanpa batas
Hidup di masa itu adalah keinginannya
Tanpa pertengkaran
Tanpa pembatasan
Tanpa kesakitan
Tanpa tangisan
Tanpa ....
Air tidak mengharapkan lagi hal lain
Senin, 06 Desember 2021
Puisi tanpa alur kepada kamu.
Sri
Tertawa dengan Siapa?
Baginya mungkin bulan yang
indah adalah pembohong
Menurutnya kehangatan sinar
bulan adalah pekat yang menyilaukan
Tidak menutup tapi tidak
terbuka
Sehelai kain yang ia bawa ke
mana-mana
Adalah satu-satunya dari yang
tersisa
Ada hatinya yang termangu
Namun nihil siapa yang ia
tunggu hingga menjemu
Satu per-satu daun mawar yang
ia petik jatuh
Tak kunjung jenuh duduk di
gubuk
Membawa pulang ternak ayah
Dengan cekatan melewati jerami
pinggir jalan
Ada bahagianya tertunda
semena-mena
Pergi petang tuk temui
kekosongan
Selalu mencerna sendiri lekuk
lorong depan halaman
Lagi dan lagi ia berdiam diri
Tidak seperti hari Senin
kemarin
Sri tertawa untuk pertama kali
Hakan
dan Karim berkelahi
Setiap hari dua orang sejati
mengunjungi kebun
Setiap pagi dua tubuh
menggunduk tanah
Setiap siang dua pasang raga
pulang kembali
Setiap sore dua-duanya pergi
menjelajah
Malam yang tidak pernah cahaya
bulannya menembus panca indera
Padahal sudah waktunya makan
malam
Malam yang udaranya seharusnya
mencekik paru-paru
Bukankah sudah waktunya
bergelung dalam saung
Langit yang tanpa aba-aba memamerkan
awan mendung
Juga Guntur yang datang
meraung-raung
Satu yang tertinggal adalah
suara jangkrik yang diam-diam ikut merenung
Seluruh penghuni hanya sepakat
diam
Lain halnya dengan langit, Guntur,
dan jangkrik yang tak bisa bungkam
Redup-redup api di dalam
pondok paling pojok
Terngangaklah dua siluet yang
sebelumnya tak pernah tersorot
Disusul suara-suara yang
terdengar kalut
Pun bongkahan-bongkahan alat
berkebun tercabut-cabut
Keluarlah dari sana
Gadis kecil tanpa busana
Zul
Merajuk Lagi
Lama Zul memandang dirinya di
pantulan air
Pulanglah Zul mendayung sampan
Musim gugur tahun itu adalah
yang Zul tunggu-tunggu
Setelah membasuh tangan dan
kaki di gentong depan rumah
Zul sengaja berdiri mengamati
satu pohon di pelatarannya
Terlalu cepat bagi Zul tuk
kembali rupanya
Zul ingin pergi
Rumahnya dilihatnya tak
bergairah lagi
Yang Zul cari adalah masa-masa
itu
Yang Zul tunggu harusnya ada
dan berdiri menyambutnya
Yang Zul temui bukan dirinya
yang dulu
“Apa tadi? Seonggok pohon
musim gugur yang jelek”
Zul terisak dalam kepergiannya
10 tahun kehidupannya membawa
seluruh jiwa nelangsanya
Zul hanya ingin dicintai dalam
pelukan’nya seperti dulu
Zul hanya ingin dijaga dan
dilindungi seperti dulu
Zul hanya ingin mendengar
suara’nya seperti dulu
Zul tidak menyukai
kepergiannya
Sebab ketika kembali
Zul tak bisa merajuk lagi
Minggu, 20 September 2020
Menyapa angkatan 2020
Ide ini muncul saat keadaan saya yang sedang membutuhkan inspirasi untuk menulis. Ingin memilih buat berhenti sementara, tapi tiba-tiba datanglah pemikiran ini. Harapan saya ini bisa membantu teman-teman untuk kita saling berkomunikasi meskipun dengan adanya jarak.
Di sini saya akan membagi hasil wawancara saya. Wawancara? Lebih ke tanya jawab sih. Ah sama saja. Profil narasumber adalah lulusan Sekolah Menengah Kejuruan. Lima perempuan dan satu laki-laki yang malu untuk disebutkan namanya. Jadi saya buat nama samaran aja yaa.
Narasumber 1 yaitu Fitri, Alumni SMKN 1 S jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.
Narasumber 2 yaitu Putri, Alumni SMKN 1 S jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.
Narasumber 3 yaitu Dita, Alumni SMK Al jurusan Farmasi.
Narasumber 4 yaitu Affi, Alumni SMKN 1 S jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.
Narasumber 5 yaitu Afni, Alumni SMKN 1 S jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.
Narasumber 6 yaitu Tio, Alumni SMKN 1 S jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.
Hahaha, setuju nggak sih mereka disebut sebagai angkatan corona? Lulus jalur giveaway? Baca sampai akhir biar tahu pendapat dan perasaan mereka. Yuk!
” Ilmu apa aja yang kalian dapat sebagai alumni SMK Teknik Komputer dan Jaringan?”
Fitri: Apa ya…yang paling aku inget adalah ilmu tentang kewirausahaan. Ya meski hanya 1 semester tapi manfaatnya ada sampai sekarang. Terus yang kedua, ilmu desain grafis. Itu bukan sekedar teori tapi praktek yang masih aku pelajari dan lama-lama jadi suka juga sama desain.
Putri: Ya ilmu TKJ sih wkwk. Tapi kalau di sekolah ini banyak sih ilmu yang aku dapet terutama tentang organisasi.
Tio: Banyak.
“Udah? Banyak gitu aja?”
Tio: Eh ya engga lah. Ada ilmu tentang coding, desain grafis pasti. Terus belajar presentasi, membuat brand, setting Wi-Fi, sama tahu cara membuat program.
Affi: Ilmu yang saya dapat dari TKJ yaitu teknik dasar dalam informatika, jaringan dan teknologi Komputer baik hardware maupun software.
Afni: Sama lah kayak mereka, kan kita satu sekolah wkwk
Dita: Yang aku inget ya, ada ilmu tentang cara untuk meracik obat baik yang diambil dari binatang ataupun tumbuhan, racik obat tradisional juga, sama anotomi tubuh.
“Bagaimana sih perasaan kalian yang tahun ini nggak bisa wisuda? Sedih nggak?”
Affi: Ada senangnya ada kecewanya juga. Kebanyakan kecewa soalnya sudah angan-angan sejak kelas tiga kalau besok itu bakalan wisuda, foto bareng temen-temen, seneng-seneng bareng. Cuma ya keadaannya kayak sekarang ini ga mendukung mau gimana lagi. Yang penting udah lulus meskipun ngga ada foto wisuda.
Dita: Kalau di sekolahku sih masih ada wisuda ya tentunya banyak juga protokol yang harus dipatuhi. Wisuda juga dilakukan Cuma 1 lingkup padahal biasanya satu yayasan, tapi tetap bersyukur.
Putri: Kecewa banget, nggak bisa salam-salam sama guru, foto bareng juga nggak bisa.
Fitri: Loroh atikuuu wkwk
Tio: Sedih, kecewa, geregetan.
Afni: Masih berharap sih, isilahnya kayak digantung gitu. Apakah akhir bulan nanti ada atau bener-bener nggak bisa wisuda.
Afni: Pengen cepet selesai, biar operasional berjalan normal karena bandara jarang ada yang buka jadi semuanya serba susah.
Amiinn. Pertanyaan senjutnya adalah mengenai kegiatan mereka saat ini. Sifat
pertanyaannya lebih pribadi, termasuk lika-liku mereka setelah lulus dari
Sekolah Menengah Kejuruan. Semoga ada pelajaran yang bisa diambil dan motivasi
yang bisa didapat dari kisah mereka. Jadi, di sini saya akan menyajikan
perjuangan mereka satu per satu. Let’s move!
Yang pertama adalah Tio. “Posisi kamu sekarang sebagai…?”
Saya mahasiswa di Politeknik
Negeri Malang Prodi D-IV Bahasa Inggris untuk Komunikasi Bisnis dan
Profesional.
“Kenapa milih kuliah?”
Yang pasti ilmu akan lebih penting
daripada uang yang akan saya dapat jika saya bekerja. Karena sebelum bekerja
dan menghasilkan uang, tentunya saya berkorban waktu dan tenaga. Oleh karena
itu saya yakin jika nanti saat saya lulus, mendapat pekerjaan, maka pekerjaan
yang saya dapatkan adalah pekerjaan yang pantas dan sesuai dengan perjuangan
saya. Selain itu saya butuh wawasan yang lebih luas dimana hal itu bisa saya
dapatkan di lingkungan perkuliahan, saya butuh gelar yang suatu hari nanti akan
membuat ibu juga keluarga saya bangga.
“Proses kamu sampai bisa diterima di kampus yang kamu inginkan terbilang
susah atau mudah?”
Susah-susah gampang sih. Yang
pertama karena kampus pertama yang menjadi target saya bukan Polinema,
melainkan Politeknik Elektronik Negeri Surabaya. Tetapi pada waktu pengumuman
ternyata saya nggak lolos, rasanya kecewa pasti. Tapi Alhamdulillah masih ada
kesempatan untuk saya kuliah. Waktu itu Polinema membuka jalur SBMPN, dan saya
mendaftar dan diterima.
Pertanyaan terakhir nih “Bagaimana dengan sebutan angkatan jalur
corona, giveaway, dll?”
Selanjutnya saya akan mengajak kalian untuk membaca perjuangan dari
Putri.
“Posisi kamu sekarang sebagai apa? Apakah bekerja, kuliah, atau sedang
memulai usaha?”
Ini pertanyaan yang bakal panjang banget jawabannya wkwk. Sebelum aku ngejawab aku sekarang sebagai apa, ada cerita yang ingin aku bagi juga. Yang pertama, aku dan temen-temen kelas waktu itu pengen daftar di universitas. Nah tetapi karena dari sekolahku sendiri, ternyata memang nggak ngedaftarin untuk kita ikut SNMPTN. Ada lah alasan tertentu. Ya pasti aku ngerasa kalah sebelum berjuang. Tapi setelah itu aku sama beberapa temen mutusin buat ikut SNMPN di Polinema, dan waktu itu aku gagal. Rasanya kecewa banget karena aku udah yakin bakal keterima tapi ternyata masih belum rezekiku.
Tapi aku masih nyoba daftar di Politeknik yang sama jalur SBMPN dan untuk ketiga kalinya aku gagal. Rasanya kecewaa paling dalam. Kayak ngerasa kalau perjuanganku ini paling berat, paling susah. Aku lihat temen-temenku yang lulus sekali daftar rasanya mereka jalannya Cuma lurus nggak ada belokannya. Tapi aku nggak nyerah, akhirnya aku ikut UTBK SBMPTN daftar di Universitas Negeri Surabaya. Dan itu aku sambil kerja jaga kedai es waktu itu. Aku tes juga pakek uangku sendiri. Aku kerja biar nggak merepotkan orangtua, keluarga juga. Aku juga ada perasaan ragu pas daftar. Nggak sepercaya diri pas SNMPN.
Sambil nunggu
pengumuman, aku terus berdo’a, dan pas hari sebelum pengumuman aku sholat
thajjud, bener-bener minta petunjuk ke Allah. Kalau missal rezekiku adalah
kerja semoga pekerjaannya halal, kalau missal kuliah semoga bisa keterima, dan
kalaupun nggak diterima semoga bisa ikhlas. Dan hasilnya ternyata aku nggak
diterima. Aku kembali gagal. Tapi, berbeda dengan sebelumnya kali ini aku
merasa lebih tenang. Di sisi lain aku bersyukur karena aku juga mendapat
panggilan bekerja di apotek. Tapi aku masih belum nyerah. Aku ikut pendaftaran
jalur Mandiri, semua pakek uangku. Dan aku berharap bisa diterima, bisa lolos,
kalaupun tidak aku berharap semoga diberi keikhlasan yang berkali lipat.
“Dilihat dari semangatmu, cara kamu bangkit dan lapang dada, apasih yang
membuat kamu ingin kuliah?”
Kuliah itu penuh rintangan,
nggak bisa semua orang bisa kuliah. Aku punya orangtua yang harus aku buat
bangga. Ilmu itu sangat penting dibanding apapun.
“Ada nggak pesan untuk teman-teman di luar sana?”
Kalau kamu orang yang berada,
orang mampu, kamu wajib kuliah. Aku yang kurang berada, aku sangat sangat ingin
kuliah, lalu kenapa kamu yang dari segi ekonomi mampu kenapa tidak kuliah? Untuk
yang kuliah, semangat.
Setelah Putri, ada Afni yang juga ingin berbagi tentang kisahnya.
“Posisi kamu sekarang adalah sekolah di pendidikan penerbangan, ada
nggak sesuatu yang kamu korbankan untuk bisa sampai di titik sekarang ini?”
“Pesan untuk teman-teman yang sedang kuliah/bekerja”
Untuk kalian yang
kuliah: Semangatnya ditambah lagi, percaya dirinya dikuatin lagi, semangat
ngerjain deadline, ada orang tua yang banting tulang demi bisa mendudukkan
kalian di bangku universitas yang kalian inginkan. jangan semangat kuliah hanya
diawal, tapi pertahankan ini hingga akhir dengan membawa gelar.
Bagaimana dengan
kisah Dita, Fitri, dan Affi? Cerita mereka akan aku publish di blog selanjutnya
yaa… sabar aja dulu.
Harapan besar
saya, semoga tulisan ini bermanfaat. Membawa semangat baru bagi kalian, ingat
ya kalau kalian merasa putus asa, ada mereka yang dulunya juga merasakan hal
yang sama tetapi mereka berhasil melawan rasa putus asa tersebut. Mereka berhasil
bangkit, meskipun mereka tahu rintangan di hari selanjutnya akan jauh lebih
berat tapi mereka berani. Semoga dari tulisan ini, temen-temen yang berniat
untuk kuliah diberi kelancaran, begitu pula untuk temen-temen yang ingin
bekerja.
Dan kalau temen-temen ada yang ingin membagikan kisahnya sama seperti mereka, bisa kok menghubungi saya. Mungkin tidak banyak solusi yang bisa saya berikan, tetapi cerita positif yang kalian bagi akan sangati bermanfaat bagi orang lain.
Yuk menulis bersama Sayyida :)
Link gambar:
https://www.google.com/search?q=wisudah&safe=strict&sxsrf=ALeKk00V0kbX430FhrSIqJaK-qS25egWag:1600601652277&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjQtqTn0ffrAhVDjeYKHYB0BMEQ_AUoAXoECAwQAw&biw=1366&bih=657#imgrc=UhgvbUhPgWW1XM&imgdii=JMnYf_J096n4aM
Link blog tulisan saya yang lain:
1. https://sayyidamenulis.blogspot.com/2020/09/hai-indonesia-apa-kabar-kebanggaan-ibu_98.html
2. https://sayyidahmenulis.blogspot.com/2020/09/mengatasi-rasa-lelah-saat-belajar-kita.html
Memulai di Pertengahan
Mengetik lah jariku di tengah kalut pikiran dan semrawut opini orang sekitar. Kala kepingan ombak perubahan yang makin hari tak karuan, kupu...
-
Jadi, blog ini saya khususkan untuk teman-teman yang memiliki pandangan terhadap suatu hal atau hanya sebuah cerita yang ingin dibagik...
-
Mengetik lah jariku di tengah kalut pikiran dan semrawut opini orang sekitar. Kala kepingan ombak perubahan yang makin hari tak karuan, kupu...
-
Puisi tanpa alur kepada kamu. Sri Tertawa dengan Siapa? Baginya mungkin bulan yang indah adalah pembohong Menurutnya kehangatan sinar bu...